Categories
Repository

KONSEP INTEGRASI ILMU DALAM AL-QURAN

 

KONSEP INTEGRASI ILMU DALAM AL-QURAN

Tohirin, Tohirin

The concept of integration of science in al-Quran is a comprehensive scientific paradigm. Al-Quran in this context is the axis of science that became the point of departure once the basic postulates of the various branches of science. Integrating this knowledge can be reached in several ways. First, the Islamization of science, which attempts to evaluate, revise and modify the Western science-Secular through the viewpoint of values and teachings of Islam. Second, “ilmuisasi Islam”, that attempts to interpret the source of doctrine or discipline of Islamic viewpoint rationally and empirically that Islamic teachings can be received objectively by everyone. Integration of science in the al-Quran can be seen through several aspects, namely: first, aspect ontology / nature and subject matter of science. In this aspect, al-Quran integrates object between the materials science of concrete (al-present) and the non-material (al-unseen). Second, aspects of how to get it (epistemology). In this aspect, the al-Quran integrates positivistic methods (empiricism and rationalism) with the intuitive method and revelation. Third, aspects of axiology / use value and purpose of science. According to al-Quran, it is not a value-free science, even had possessed and favoring certain value, which is to create a benefit for mankind and the universe.

Silahkan Unduh Disini!

Categories
Repository

PENGARUH ILMU TERHADAP PERADABAN DALAM PERSPEKTIF IBN KHALDUN

 

PENGARUH ILMU TERHADAP PERADABAN DALAM PERSPEKTIF IBN KHALDUN

Tohirin, Tohirin

This paper purposely explains the correlation between science and civilization in the perspective Ibn Khaldun. The major source the writer refers in this paper is “Muqadimah Ibn Khaldun” a monumental work of Ibn Khaldun. According to Ibn Khaldun, the main factor underlying the building of a civilization is science. Science and teaching is the basic human nature. Teaching and learning process comes from the desire and curiosity of human as their natural essence. This process finally demands society to manage their livelihood to create a better civilization. Science development has found the basic principles to build better livelihood. The correlation of science and civilization is absolute. Science is the maj< axis of civilization. But sometimes science and civilization influence one another. Scien. grows better in developed civilization and civilization develops well by its collaboration wi science. Silahkan Unduh Disini!

Categories
Repository

KONSEP DAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI UNIVERSITAS MUITAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA

 

KONSEP DAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI UNIVERSITAS MUITAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA

Tohirin, Tohirin

This research is aimed at acknowledging the concept and implementation of charactereducation in the Prof. DR. HAMKA (UHAMKA) Muhammadiyah University, Jakarta. As a university under the Muhammadiyah, character education is the main objective of the education implemented in UHAMKA. This research is a qualitative research In this context, the researcher is the main instrument collecting and interpreting the existing data. Data were collected through in-depth interviews with a number of UHAMKA key informants and written documents related to character education. The research results show that UHAMKA has developed a character education model through the AIKA curriculum. This AIKA curriculum has been formulated in such a manner with systematic management from the aspects of policies, contents and organization so that it can be referred to as a model. However, the application of the AIKA curriculum has not reached the expected target. There are many things that must be reformed in order to achieve the objective of character education in UHAMKA especially those related to the relatively cognitive material contents and learning method.

Silahkan Unduh Disini!

Categories
Repository

AQIDAH ISLAM DAN TANTANGAN ZAMAN

 

AQIDAH ISLAM DAN TANTANGAN ZAMAN

Tohirin, Tohirin

Aqidah atau keimanan merupakan bagian terpenting dalam ajaran Islam. Jika ajaran Islam ini diumpamakan jasad, maka iman adalah ruhnya. Ia adalah jantung yang memompa darah kehidupan ke sekujur badan. Demikian halnya dengan keimanan. Dialah yang menjadi ruh ajaran Islam. Berdasarkan imanlah seseorang akan dinilai di hadapan Allah. Pada gilirannya, imanlah yang akan mengontrol dan mengarahkan perilaku seorang Mukmin. Bahkan, shalat, haji, puasa, dan seluruh amal baik tak ada gunanya tanpa adanya keimanan.

Silahkan Unduh Disini!

Categories
Repository

MEMBINA KARAKTER MAHASISWA MELALUI KURIKULUM AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN

 

MEMBINA KARAKTER MAHASISWA MELALUI KURIKULUM AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN

Tohirin, Tohirin

Muhammadiyah, sejak awal didirikannya, telah menjadikan pendidikan sebagai trade mark perjuangannya. KH. Ahmad Dahlan (Kiai Dahlan), pendiri organisasi ini, sangat memahami bahwa dengan pendidikanlah masyarakat Indonesia dapat bangkit dari keterpurukan. Merealisasikan ide progresif ini, Kiai Dahlan kemudian merombak ruang tamu rumahnya menjadi sebuah ruang kelas.1 Dari ruang kecil inilah awal mula lahirnya Amal Usaha2 Muhammadiyah di bidang pendidikan yang di kemdian hari berkembang beratus bahkan beribu Amal Usaha di seluruh penjuru tanah air. Rintisan Kiai Dahlan ini di kemudian hari terus bcrkembang seiring dengan berkembangnya cabang-cabang Muhammadiyah di seantcro Indonesia. Hingga saat ini, di usianya yang telah mencapai satu abad, Muhammadiyah telah memiliki 1132 Sekolah Dasar, 1769 Madrasah Ibtidaiyah, 1184 Sekolah Menengah Pcrtama, 534 Madrasah Tsanawiyah, 511 Sekolah Menengah Alas, 263 Sekolah Menengah Kcjuruan, 172 Madrasah Aliyah, 67 Pondok Pesantren, 55 Akademi, 4 Politeknik, 70 Sekolah Tinggi dan 36 Univcrsitas yang tersebar di seluruh Indonesia. Data ini menjadi salah satu bukti nyata kontribusi Muhammadiyah untuk bangsa Indonesia pada khususnya dan untuk kemanusiaan secara luas yang sekaligus menjadikan Muhammadiyah sebagai organisasi sosial-kemasyarakat dan basis organisasi masyarakat sipil (civil society) terbesar dan terkuat di dunia dengan dukungan sumberdaya daya struktur organisasi yang mapan.

Silahkan Unduh Disini!

Categories
Repository

FEMINISME DAN KONSEP KESETARAAN GENDER

 

FEMINISME DAN KONSEP KESETARAAN GENDER

Tohirin, Tohirin

Di alam demokratis, ide “kesetaraaan” semakin menemukan indung semangnya. Betapa hebatdan luarbiasanya kalimat ini sehingga seolah-olah tak seorang pun dapat menentangnya. Sebab, prinsip kesetaraan ini bukan hanya selaras dengan nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM), namun juga senapas dengan nilai-nilai agama (religious value) dan visi kenabian (prophetic vision). Kalau mau dirujuk ke dunia Barat,1 sesungguhnya benih keseteraan dan nilai-nilai HAM ini sudah mulai disemai sejak abad pencerahan (renaisance), sebuah fase di mana Barat bangun dari tidur gelapnya (the dark age). Masa-masa sebelumnya, dunia Barat didominasi oleh doktrin gereja yang sangat absolut dan non manusiawi (unhuman).Barat terus merangkak menuju masa yang lebih manusiawi. Sejarah mencatat, benih kemanusiaan (humanism) ala Barat ini menyiratkan traumatis mendalam terhadap agama. Humanisme Barat merupakan nalar kemanusiaan yang mendasarkan dirinya pada nilai-nilai materialis-antroposentris. Hasilnya, humanisme Barat kering dari sentuhan agama dan menempatkannya ke dalam sudut privasi. Agama menjadi perilaku subyektif yangtidak boleh dikaitkan, apalagi mengurusi domain publik (baca: sekulerisme). Masa-masaselanjutya adalah sebuah fase yang menggairahkan di mana hak asasi dan martabat kemanusiaan mendapatkan apresiasi positif di alam demokrasi. Sekarang tak ada lagi perbedaan yang mencolok antara penguasa dan rakyat. Semua orang berhak berbicara, menyampaikan pendapat yang berbeda, dan mendapatkan perlakuan yang sama.

Silahkan Unduh Disini!

Categories
Repository

Differences between quadratic equations and functions: Indonesian pre-service secondary mathematics teachers’ views

 

Differences between quadratic equations and functions: Indonesian pre-service secondary mathematics teachers’ views

Aziz, Tian Abdul

Difference between quadratic equation and quadratic function as perceived by Indonesian pre-service secondary mathematics teachers (N = 55) who enrolled at one private university in Jakarta City was investigated. Analysis of participants’ written responses and interviews were conducted consecutively. Participants’ written responses highlighted differences between quadratic equation and function by referring to their general terms, main characteristics, processes, and geometrical aspects. However, they showed several obstacles in describing the differences such as inappropriate constraints and improper interpretations. Implications of the study are discussed.

Silahkan Unduh Disini!

10.1088/1742-6596/948/1/012043

Categories
Repository

Potential characteristics that relate to teachers mathematics-related beliefs

 

Potential characteristics that relate to teachers mathematics-related beliefs

Purnomo, Yoppy Wahyu

A characteristic of the persons was very potential to affect the beliefs they held. This study examines whether there was a significant difference between the beliefs factors with characteristics such as gender, teaching experience, certification status, and grade level assignments. There were 325 primary school teachers in East Jakarta who participated in this research. MANOVA was applied to analyze the data. The findings of this study indicate that only on teaching experience, there was a significant difference between the beliefs held by the teachers, i.e. teachers who have 11-20 years teaching experience were more likely to think absolute than constructivism. Moreover, there was no difference between each belief they held with the other characteristics.

Silahkan Unduh Disini!

Categories
Repository

IMPORT COMPONENTS AND IMPORT MULTIPLIERS IN AUSTRALIAN ECONOMY: WORLD INPUT – OUTPUT ANALYSIS

 

IMPORT COMPONENTS AND IMPORT MULTIPLIERS IN AUSTRALIAN ECONOMY: WORLD INPUT – OUTPUT ANALYSIS

Muchdie, Muchdie

This article analysis on import components and import multipliers, using Australian input-output tables 2000, 2005, 2010 and 2014. The results
showed that firstly, Australian import components of input were, on average, <20%; meaning that input that locally provided were more than 80%. Australian import of input had increased significantly from US$ 47,122 million in 2000 to US$ 14,616 million in 2014. Secondly, Australian imports have been dominated by Sector-8, Sector-13, Sector-24, Sector-25, and Sector-26. Thirdly, Australian imports have been dominated by the USA, Japan, United Kingdom, China and Germany. During 2000-2014, import from Canada, Japan, UK and the USA had declined, but import from China had significantly increased. Finally, highest sectoral import multipliers occurred in Sector-5, Sector-22, Sector-29, Sector-30, Sector-31, and Sector-32, but there was no significant different of import multipliers for country origin of import. Silahkan Unduh Disini!

Categories
Repository

MANIFESTO GERAKAN INTELEKTUAL PROFETIK IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

 

MANIFESTO

GERAKAN

INTELEKTUAL

PROFETIK

IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

Muhammad Abdul Halim Sani, Sani

Manifesto Gerakan intelektual Profetik merupakan jawaban atas paradigma Ikatan yang selama ini berbeda masing-masing pimpinan dari tingkatan Pusat hingga Komisariat. Buku ini, juga melengkapi literatur Ikatan yang sudah jarang ditemukan serta menjadi bahan bacaan bagi yang mengkaji paradigma profetik serta gerakan kemahasiswaan. Buku ini mengkaji nilai-nilai yang ada dalam diri Ikatan serta bagaimana menghadirkan nilai tersebut sebagai jatidiri yang membedakan Ikatan dengan gerakan mahasiswa yang lain. Nilai tersebut menjadi alat pandang dan cara menyelesaikan proses dehumanisasi disaat ini, dengan membawanya pada cita-cita ideal yang diingin-kan.

Beroganisasi merupakan suatu pilihan untuk mengem-bangkan diri menuju kedewasaan, hal tersebut dikarenakan dalam beroganisasi mendapatkan segala hal yang diingikan seperti pengalaman hidup bahkan pendamping hidup. Sebagai orang yang bergelut dalam organisasi pergerakan mahasiswa lebih dari delapan tahun, telah memiliki pengalaman tertentu dengan organisasi yang ditekuninya. Pengalaman tersebut menjadi bekal utama sehingga lahirlah tulisan Manifesto Gerakan Intelektual Profetik (GIP). Manifesto GIP merupakan tulisan yang mengupas tentang paradigma Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam merespon realitas makro, mezo dan mikro, respon tersebut merupakan jawaban Ikatan atas proses dehumanisasi yang terjadi sampai saat ini. Kerja nyata yang dilakukan oleh ikatan dalam realitas ini, merupakan kerja kemanusiaan dalam bingkai nilai transenden dalam rangka beribadah kepada Allah (taqarub Hallah).

Buku tersebut, terdiri dari sebelas bagian dimana bagian satu dengan yang lain mencapai satu kesatuan pemahaman yang utuh. Bagian pertama, pendahuluan membahas tentang merah ikatan serta objektivikasinya, praksis gerakan intelektual profetik, studi ikatan terhadahulu, dan kerangka buku Gerakan Intelektual Profetik. Bagian kedua, membahas tentang manusia sebagai personal manusia ideal yang digambarkan oleh Ikatan serta memperjelas tujuan hidup serta peran yang dilakukannya. Bagian ketiga, mengupas tentang simbol Ikatan sebagai paradigma atau nilai-nilai serta tujuan ikatan dalam melakukan perubahan. Bagian empat, membahas tentang profil kader secara personal dalam sebuah organisasi, yang tercermin menjadi intelektual profetik yang terrungkap dalam kompetensi dasar yang hasrus dimiliki serta bagaimana melakukan transformasi sosial. Bagian kelima, mengupas tentang realitas sekarang atau kondisi saat ini yang mengambarkan dehumanisasi dengan rincian multikulturalism, globalisasi, dan neoliberalisme yang tejadi dalam masyarakat. Dengan penggambar-an tersebut, sehingga mengetahui apa yang harus dilakukan oleh Ikatan. Bagian keenam, membahas tentang Muhammadiyah yang selayaknya mengkaji kembali pemikiran Kiai Ahmad Dahlan untuk menjawab realitas yang mengalami dehumanisasi serta melakukan kontektualisasi pada realitas hari ini. Bagian ketujuh, menganalisis kesadaran yang dimiliki oleh manusia sehingga bertransformasi menuju kesadaran profetis sehingga dapat melakukan transformasi sosial dengan nilai-nilai yang diidealkan. Bagian delapan, mengupas tentang indikator serta metodologi dalam melakukan transformasi profetik dalam melakukan perubahan sosial. Bagian kesembilan, mengulas tentang etos profetis dalam mewujudkan cita-cita profetis yang tertuang dengan kebudayaan yang humanis didasarkan transenden dan keilmuan. Bagian kesempuluh, membahas tentang teori sosial yang digunakan dalam melakukan transformasi profetis. Bagian kesebalas, menganalisis filsafat gerakan yang dilakukan intelektual profetik dalam melakukan transformasi sehingga menjelaskan gerakan diaspora yang dilakukan oleh kader ikatan. Dan bagian keduabelas, membahas transformasi profetik yang dilakukan oleh ikatan guna mewujudkan masyarakat yang diidealkan yaitu khoru ummah

Silahkan Unduh Disini!