Categories
Repository

SIARAN TELEVISI MENGGUNAKAN SATELIT DENGAN TEKNOLOGI DVB-S (DIGITAL VIDEO BROADCASTING-SATELLITE) TERENKRIPSI XCRYPT DI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA (LPP TVRI) KANTOR PUSAT.

SIARAN TELEVISI MENGGUNAKAN SATELIT DENGAN TEKNOLOGI DVB-S (DIGITAL VIDEO BROADCASTING-SATELLITE) TERENKRIPSI XCRYPT DI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA (LPP TVRI) KANTOR PUSAT.

Ulum, As’ad Syaifudin

gabungan Proyek DVB adalah dari sekitar 200 perusahaan, yang berasal dari Eropa dan sekarang ada di seluruh dunia. Tujuannya adalah menyetujui spesifikasi sistem pengiriman media digital termasuk penyiaran. Yang dimana merupakan inisiatif sektor swasta diatur oleh Memorandum of Understanding (MoU). Hingga akhir 1990, siaran televisi digital ke penerima dianggap tidak praktis dan mahal untuk digunakan. Selama tahun 1991, penyiar dan produsen peralatan membahas cara membentuk kebijakan dari Eropa untuk mengembangkan TV terestrial digital. Menjelang akhir tahun, lembaga penyiaran, produsen elektronik, dan badan pengatur berkumpul untuk membahas pembentukan grup yang akan mengawasi perkembangan televisi digital di Eropa. Proyek DVB menggunakan standar ISO / IEC JTC MPEG. Transport sistem yang digunakan adalah MPEG-2 Transport Stream.
Standar DVB yang telah dikeluarkan oleh DVB antara lain:
1. DVB-S dan DVB-S2 untuk transmisi satelit.
2. DVB-C dan DVB-C2 untuk trasnmisi kabel.
3. DVB-T dan DVB-T2 untuk transmisi terestrial.
4. DVB-H utuk transmisi handheld.
LPP TVRI kantor pusat mengggunakan transmisi satelit yang digunakan untuk menyiarkan seluruh konten hasil produksi ke seluruh Indonesia. Sistem transmisi satelit yang digunakan LPP TVRI kantor pusat yaitu DVB-S dan DVB-S2. Dari kedua sistem transmisi satelit tersebut, Saya tertarik untuk membahas sistem DVB-S untuk laporan kerja praktek ini. Karena pada saat sistem DVB-S terdapat satu sistem enkripsi xcrypt yang diaktifkan pada saat siaran tertentu. Enkripsi xcrypt merupakan enkripsi buatan Korea yang memiliki key pada sebuah server yang akan menginjeksi transport stream yang berhubungan dengan enkripsi dari program tertentu. Key tersebut akan menginjeksi enkripsi xcrypt setiap 20 detik dan secara acak.

Silahkan Unduh Disini !

 

Categories
Repository

PENENTUAN WAKTU SYURUQ DENGAN PERSAMAAN REGRESI POLINOMIAL ORDE MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SQM (Sky Quality Meter)

PENENTUAN WAKTU SYURUQ DENGAN PERSAMAAN REGRESI POLINOMIAL ORDE MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SQM (Sky Quality Meter)

Fajar Prakoso, Dimas

Dalam penentuan awal waktu shalat, para ulama telah sepakat tidak mendikotomikan antara perspektif syariat dan saintifik. Bahwa nash, yaitu al-Quran dan hadits menjadi landasan untuk melakukan observasi berdasarkan saintifik terhadap penentuan awal waktu shalat. Karena bagaimanapun penentuan awal waktu shalat didasarkan pada posisi matahari. Posisi matahari menjadi faktor utama penyebab timbulnya perbedaan ruang dan waktu di bumi yang mengakibatkan berbedanya waktu pelaksanaan shalat.
Indikasi mulai masuk waktu shalat Shubuh yaitu saat kemunculan fajar sadik dan berakhir hingga terbit matahari. Posisi matahari saat kemunculan fajar sadik adalah di bawah ufuk hakiki (ditandai dengan tanda minus) dengan nilai ketinggian tertentu. Kementerian Agama RI telah menetapkan ketinggian matahari waktu shalat Shubuh yaitu -19° + tinggi matahari terbit/terbenam sebagai standar yang menjadi acuan waktu shalat Shubuh di Indonesia dan telah dianggap sudah sesuai dengan tinjauan dalil syar’i dan astronomis.

Silahkan Unduh Disini !

 

Categories
Repository

MONITORING DAN AKUISISI DATA PADA MASTER STATION SCADA

MONITORING DAN AKUISISI DATA PADA MASTER STATION SCADA

Putri, Dania Auliza

Listrik merupakan sebuah energi yang sangat dibutuhkan oleh manusia, karena peranan yang sangat penting dalam menunjang kebutuhan kehidupan sehari-hari maupun dalam kebutuhan industri. Penyediaan listrik yang stabil dan berkelanjutan adalah suatu hal yang harus dipenuhi secara mutlak. Pengoptimalan dalam penyaluran sistem tenaga listrik merupakan kegiatan yang sangat penting maka dibutuhkan sistem seperti Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA) yang berada di PT. PLN (Persero) Unit Induk Pusat Pengatur Beban (UIP2B). SCADA merupakan sistem pengendalian perangkat secara jarak jauh. Dalam penerapannya, SCADA dapat melakukan monitoring meliputi pengawasan serta kendali dan akuisisi data. Pengawasan atau telesignaling adalah melakukan pemantauan informasi mengenai kondisi sistem dan indikasi operasi kemudian menampilkannya pada pusat kontrol. Kendali atau telecontroling adalah pengoperasian peralatan switching pada Gardu Induk (GI) atau pusat pembangkit yang jauh dari pusat control. Akuisisi data atau telemetering adalah kebutuhan pemantauan meter, baik daya nyata dalam MWatt, daya reaktif dalam MVar, tegangan dalam kV dan arus dalam A. Pemanfaatan SCADA yang dioperasikan oleh PT. PLN UIP2B yaitu dapat mengumpulkan data-data di sisi Gardu Induk Tegangan Tinggi (Gitet) maupun GI, mengirimkan akuisisi data ke pusat kontrol atau control center, melakukan pengolahan
data untuk berbagai aplikasi pengaturan dan manajemen kelistrikan, dan mendistribusikan informasi dari komputer ke komputer yang lainnya. Penggunaan SCADA sangat mempermudah pekerjaan manusia dalam memonitoring tenaga listrik dari pembangkit hingga pendistribusian listrik kerumah-rumah.

Silahkan Unduh Disini !

 

Categories
Repository

PENGGUNAAN SCADA UNTUK PROSES PENGECEKAN DAN PENGAMBILAN DATA PADA MASTER STATION

PENGGUNAAN SCADA UNTUK PROSES PENGECEKAN DAN PENGAMBILAN DATA PADA MASTER STATION

Sanjaya, Rafi

Dalam perkembangan teknologi di sebuah industri memerlukan respon cepat terhadap situasi atau perubahan data yang terjadi di lapangan. Manusia dalam hal ini menjadi aktor utama untuk melakukan kegiatan monitor, pengawasan dan mengontrol perubahan data yang terjadi secara bersamaan. Namun manusia memiliki keterbatasan untuk melakukan kegiatan tersebut, maka di butuhkan sistem seperti SCADA yang merupakan suatu solusi yang dibuat oleh manusia untuk mengatasi masalah-masalah tersebut yang terjadi industri. Sistem SCADA dalam kebutuhan industri dapat dijumpai di PT. PLN (Persero) Unit Induk Pusat Pengatur Beban (UIP2B). SCADA atau Supervisory Control And Data Acquisition merupakan sistem pengendalian perangkat secara jarak jauh. Dalam penerapannya, SCADA dapat melakukan monitoring meliputi pengawasan serta kendali dan akuisisi data. Pengawasan atau telesignaling adalah melakukan pemantauan informasi mengenai kondisi sistem dan indikasi operasi kemudian menampilkannya pada pusat kontrol. Kendali atau telecontroling
adalah pengoperasian peralatan switching pada Gardu Induk (GI) atau pusat pembangkit yang jauh dari pusat control. Akuisisi data atau telemetering adalah kebutuhan pemantauan meter, baik daya nyata dalam MWatt, daya reaktif dalam MVar, tegangan dalam kV dan arus dalam A. Pemanfaatan SCADA yang dioperasikan oleh PT PLN UIP2B yaitu dapat mengumpulkan data-data di sisi Pembangkit maupun GI (Gardu Induk), mengirimkan akuisisi data ke pusat control/control center, melakukan pengolahan data untuk berbagai aplikasi pengaturan dan manajemen kelistrikan, dan mendistribusikan info rmasi dari komputer ke komputer yang lainnya.

Silahkan Unduh Disini !

 

Categories
Repository

pengangkatan kepala lab IPA Fkip

pengangkatan kepala lab IPA Fkip

yulia, rahmadhar

pengangkatan lab

Silahkan Unduh Disini !

 

Categories
Repository

Kode Etik Kependidikan.

Kode Etik Kependidikan.

Bambang, Dwi Hartono

Silahkan Unduh Disini !

 

Categories
Repository

PENGAWASAN GARDU INDUK MELALUI SINGLE LINE DIAGRAM SCADA

PENGAWASAN GARDU INDUK MELALUI SINGLE LINE DIAGRAM SCADA

Nurrohman, Ahmad

SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) merupakan sistem yang dapat digunakan untuk mengawasi, mengendalikan proses suatu peralatan dan pengambilan data yang dapat di kendalikan melalui pusat kendali. Dalam perkembangan teknologi saat ini, sistem SCADA banyak digunakan diberbagai perusahaan dan industri sebagai suatu sistem yang dapat mengontrol dan pengambilan data yang lebih efisien. Salah satu perusahaan yang menggunakan sistem SCADA adalah PLN. PLN menggunakan sistem SCADA untuk dapat mengawasi, melakukan pengontrolan alat, serta pengambilan data secara tepat. Sebelum adanya sistem SCADA di PLN, masing – masing petugas operasi di setiap gardu induk mengirimkan data kepada pusat kendali (JCC) dengan menggunakan media komunikasi berupa radio komunikasi, telpon PLC, dan telpon TELKOM yang mengirim data kepada pusat kendali (JCC) setiap 30 menit sekali. Setelah adanya sistem SCADA maka data yang diterima oleh pusat kendali (JCC) menjadi lebih cepat dan efisien. MTU (Master Terminal Unit) adalah salah satu bagian dari suatu sistem SCADA yang ada di PLN. MTU merupakan inti dari sistem SCADA yang berlokasi dipusat kendali (JCC). MTU menganalisa setiap data – data yang dikirimkan oleh masing – masing RTU yang kemudian akan diproses dan dikirim kepada dispatcher.

Silahkan Unduh Disini !

 

Categories
Repository

362 Permohonan Pemateri Yayu Hizza Anisa, S.Psi (1)

362 Permohonan Pemateri Yayu Hizza Anisa, S.Psi (1)

Bambang, Dwi Hartono

Silahkan Unduh Disini !

 

Categories
Repository

PROSES TELEMETRING SCADA DI UIP2B GANDUL

PROSES TELEMETRING SCADA DI UIP2B GANDUL

Setiawan, Roni

Dalam perkembangan teknologi yang begitu pesat dibutuhkan kecepatan dan efisiensi dalam pengontrolan alat atau mesin, serta dibutuhkan pengolahan data untuk laporan. Dengan cara pengontrolan sistem konvensional, beberapa industri semakin tertinggal dalam persaingan baik dalam kualitas dan kuantitas produk. Oleh sebab itu sekarang ini semakin banyak perusahaan dan industri yang menggunakan sistem berbasis SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) untuk mengawasi, mengendalikan keadaan suatu peralatan dan pengambilan data yang di pantau oleh sistem untuk dikirim ke pusat kendali. Sebelum adanya sistem SCADA di PLN, masing-masing petugas operasi di setiap gardu induk se Jawa Bali mengirimkan data kepada control center (JCC) dengan media komunikasi yaitu; radio komunikasi, telpon PLC, dan telpon Telkom. Data yang dikirim kepada control center (JCC) setiap 30 menit sekali. Setelah adanya sistem SCADA maka data yang di terima oleh control center (JCC) menjadi lebih efisien. Sejak tahun 1980 dilakukan upgrade dalam hal sistem supervisi yang menjadikan SCADA menjadi suatu keharusan untuk kehandalan dan efisiensi operasional PLN yang mengatur pasokan listrik. Setelah menggunakan SCADA, kebutuhan untuk melakukan pengawasan kelangsungan penyaluran tenaga listrik dengan melakukan pengumpulan informasi keadaan peralatan di lapangan dan mengambil tindakan atas dasar informasi tersebut secara remote/jarak jauh, real time dan terpusat sehingga didapat efisiensi dan efektifitas menyeluruh dalam operasional di Gardu Induk maupun pada Master Station.

Silahkan Unduh Disini !

 

Categories
Repository

Surat Moderator Yayu Hiza

Surat Moderator Yayu Hiza

Bambang, Dwi Hartono

Silahkan Unduh Disini !