SK Pendirian Fakultas
Bambang, Dwi Hartono
KOMPONEN DAN KONFIGURASI SCADA PLN
Fernanda, Sabita
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran bagi mahasiswa, yang memadukan antara ilmu pengetahuan yang diperoleh di perkuliahan dengan di industri atau dunia kerja agar mahasiswa dapat mengenal kondisi lapangan pekerjaan yang sebenarnya dan mengetahui standar kompetensi pada profesi kejuruan tertentu. Sebagai realisasi dari harapan tersebut, maka Universitas Muhammadiyah Prof. DR HAMKA menerapkan Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebagai salah satu mata kuliah yang wajib
dilaksanakan oleh setiap mahasiswa/i semester VI pada Program Studi S1 Teknik Elektro. Dasar pelaksanaan kerja pratik tersebut tercantum dalam UU No. 2 tahun 1989 mengenai sistem Pendidikan Nasional, khususnya yang menyangkut universitas dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pendidikan. Pada saat ini, kehidupan kita hampir tidak bisa terlepas dari yang namanya listrik. Mulai dari skala rumahan, gedung perkantoran, pemerintahan, serta industri pun sangat membutuhkan listrik. Listrik sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat, selain sebagai sarana penerangan juga mendorong untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik, dan mendorong kegiatan perekonomian Negara. Dengan sangat dibutuhkannya listrik bagi kehidupan, maka masyarakat menginginkan listrik agar selalu dapat tersedia dalam jumlah dan waktu yang tepat dengan kualitas yang baik, aman saat digunakan, dan mempunyai nilai ekonomis, serta andal. Oleh karena itu, untuk memenuhi keinginan masyarakat tersebut, diperlukan sebuah sistem pengaturan persediaan dan penyaluran listrik yang tepat.
Cara Kerja Pemancar Televisi Analog Channel 39 di Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI) Satuan Transmisi Joglo, Jakarta Barat
Saputra, Eko Ardi
Pemancar televisi merupakan salah satu bagian penting yang ada di stasiun televisi. Karena pemancar televisi bertugas untuk memancarkan sinyal informasi berupa sinyal audio dan video yang dimodulasikan dan ditransmisikan kepada pesawat penerima. Selama menjalankan Praktek Kerja Lapangan di satuan transmisi Joglo. Saya diberitahu bahwa disatuan transmisi Joglo terdapat tiga pemancar dengan sistem, channel, dan peruntukan yang berbeda. Tiga Pemancar tersebut yaitu pemancar analog channel 31 dengan merk Rohde
Schwarz untuk menyiarkan konten produksi LPP TVRI Stasiun DKI Jakarta dan Banten, pemancar analog channel 39 dengan merk Electrosys untuk menyiarkan konten produksi LPP TVRI Nasional, dan pemancar digital channel 42 dengan merk Rohde Schwarz untuk menyiarkan beberapa konten dari LPP TVRI dan beberapa mitra. Pemancar – pemancar ini memiliki dua bagian utama yaitu Exciter dan Power Amplifier. Exciter merupakan alat yang mengolah input sinyal video dan sinyal audio sebagai sinyal informasi untuk dimodulasikan pada frekuensi radio (VHF dan UHF band) sesuai standar CCIR (Comite Consultatif International Pour La Radio) untuk nantinya ditransmisikan ke pesawat televisi penerima. Power Amplifier merupakan alat penguat elektronik yang memperkuat sinyal. Dari penjelasan diatas, saya sangat tertarik dengan alat exciter pada channel analog 39 Electrosys dikarenakan alat ini adalah inti dimana sinyal video dan audio akan diproses sebelum di transmisikan ke pesawat penerima.
Standar Operasional Prosedur Tata Pamong dan Penjaminan Mutu UHAMKA
Bambang, Dwi Hartono
PENENTUAN WAKTU SYURUQ DENGAN PERSAMAAN REGRESI POLINOMIAL ORDE MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SQM (Sky Quality Meter)
Fajar Prakoso, Dimas
Dalam penentuan awal waktu shalat, para ulama telah sepakat tidak mendikotomikan antara perspektif syariat dan saintifik. Bahwa nash, yaitu al-Quran dan hadits menjadi landasan untuk melakukan observasi berdasarkan saintifik terhadap penentuan awal waktu shalat. Karena bagaimanapun penentuan awal waktu shalat didasarkan pada posisi matahari. Posisi matahari menjadi faktor utama penyebab timbulnya perbedaan ruang dan waktu di bumi yang mengakibatkan berbedanya waktu pelaksanaan shalat.
Indikasi mulai masuk waktu shalat Shubuh yaitu saat kemunculan fajar sadik dan berakhir hingga terbit matahari. Posisi matahari saat kemunculan fajar sadik adalah di bawah ufuk hakiki (ditandai dengan tanda minus) dengan nilai ketinggian tertentu. Kementerian Agama RI telah menetapkan ketinggian matahari waktu shalat Shubuh yaitu -19° + tinggi matahari terbit/terbenam sebagai standar yang menjadi acuan waktu shalat Shubuh di Indonesia dan telah dianggap sudah sesuai dengan tinjauan dalil syar’i dan astronomis.
MONITORING DAN AKUISISI DATA PADA MASTER STATION SCADA
Putri, Dania Auliza
Listrik merupakan sebuah energi yang sangat dibutuhkan oleh manusia, karena peranan yang sangat penting dalam menunjang kebutuhan kehidupan sehari-hari maupun dalam kebutuhan industri. Penyediaan listrik yang stabil dan berkelanjutan adalah suatu hal yang harus dipenuhi secara mutlak. Pengoptimalan dalam penyaluran sistem tenaga listrik merupakan kegiatan yang sangat penting maka dibutuhkan sistem seperti Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA) yang berada di PT. PLN (Persero) Unit Induk Pusat Pengatur Beban (UIP2B). SCADA merupakan sistem pengendalian perangkat secara jarak jauh. Dalam penerapannya, SCADA dapat melakukan monitoring meliputi pengawasan serta kendali dan akuisisi data. Pengawasan atau telesignaling adalah melakukan pemantauan informasi mengenai kondisi sistem dan indikasi operasi kemudian menampilkannya pada pusat kontrol. Kendali atau telecontroling adalah pengoperasian peralatan switching pada Gardu Induk (GI) atau pusat pembangkit yang jauh dari pusat control. Akuisisi data atau telemetering adalah kebutuhan pemantauan meter, baik daya nyata dalam MWatt, daya reaktif dalam MVar, tegangan dalam kV dan arus dalam A. Pemanfaatan SCADA yang dioperasikan oleh PT. PLN UIP2B yaitu dapat mengumpulkan data-data di sisi Gardu Induk Tegangan Tinggi (Gitet) maupun GI, mengirimkan akuisisi data ke pusat kontrol atau control center, melakukan pengolahan
data untuk berbagai aplikasi pengaturan dan manajemen kelistrikan, dan mendistribusikan informasi dari komputer ke komputer yang lainnya. Penggunaan SCADA sangat mempermudah pekerjaan manusia dalam memonitoring tenaga listrik dari pembangkit hingga pendistribusian listrik kerumah-rumah.
PENGGUNAAN SCADA UNTUK PROSES PENGECEKAN DAN PENGAMBILAN DATA PADA MASTER STATION
Sanjaya, Rafi
Dalam perkembangan teknologi di sebuah industri memerlukan respon cepat terhadap situasi atau perubahan data yang terjadi di lapangan. Manusia dalam hal ini menjadi aktor utama untuk melakukan kegiatan monitor, pengawasan dan mengontrol perubahan data yang terjadi secara bersamaan. Namun manusia memiliki keterbatasan untuk melakukan kegiatan tersebut, maka di butuhkan sistem seperti SCADA yang merupakan suatu solusi yang dibuat oleh manusia untuk mengatasi masalah-masalah tersebut yang terjadi industri. Sistem SCADA dalam kebutuhan industri dapat dijumpai di PT. PLN (Persero) Unit Induk Pusat Pengatur Beban (UIP2B). SCADA atau Supervisory Control And Data Acquisition merupakan sistem pengendalian perangkat secara jarak jauh. Dalam penerapannya, SCADA dapat melakukan monitoring meliputi pengawasan serta kendali dan akuisisi data. Pengawasan atau telesignaling adalah melakukan pemantauan informasi mengenai kondisi sistem dan indikasi operasi kemudian menampilkannya pada pusat kontrol. Kendali atau telecontroling
adalah pengoperasian peralatan switching pada Gardu Induk (GI) atau pusat pembangkit yang jauh dari pusat control. Akuisisi data atau telemetering adalah kebutuhan pemantauan meter, baik daya nyata dalam MWatt, daya reaktif dalam MVar, tegangan dalam kV dan arus dalam A. Pemanfaatan SCADA yang dioperasikan oleh PT PLN UIP2B yaitu dapat mengumpulkan data-data di sisi Pembangkit maupun GI (Gardu Induk), mengirimkan akuisisi data ke pusat control/control center, melakukan pengolahan data untuk berbagai aplikasi pengaturan dan manajemen kelistrikan, dan mendistribusikan info rmasi dari komputer ke komputer yang lainnya.