Burhayani, Eni
BAP dan Nilai Kewirausahaan kelas A,B,C,D
Widiasih, Puti Archianti
BAP dan Nilai Kewirausahaan kelas A,B,C,D
Indonesia is a country with diverse ethnic, ethnic and religious diversity, making Indonesia a multicultural
country. This study aims to explore the relationship between the basic values of individuals with the attitude
of interethnic tolerance in Indonesia. Individual basic values are defined as values that represent a person
both in behavior and in acting. While tolerance can be interpreted as an attitude of mutual respect and
mutual harmony in a difference between ethnicity, ethnicity and religion. The scale used in this study is the
Portrait Values Questionnaire (PVQ) as a measure of individual basic values and The Tolerance Index (TI)
as a measure of tolerance. This research method uses quantitative research methods. The sampling
technique used was accidental sampling with respondents consisting of 79 people consisting of men and
women aged 18-40 years. The results of this study indicate that there is a significant relationship between
the variables of the basic value of individuals with an attitude of tolerance with a P-Value of 0.031 (P <0.05)
with a Pearson Correlation value of 0.244 which indicates a significant positive relationship between the
basic values of individuals with an attitude of tolerance . The higher the basic value of the individual, the
higher the tolerance attitude between ethnic groups.
Keywords: Individual basic values, tolerance, interethnicity
Hubungan Commuting Stress Dengan Keterikatan Kerja Pada Karyawan
Keterikatan kerja pada karyawan merupakan hal penting bagi perusahaan karena hal tersebut mampu mendorong kinerja individu maupun organisasi dan menjaga karyawan yang memiliki rasa keterikatan yang kuat. Namun, berdasarkan beberapa penelitian menjelaskan bahwa banyak karyawan saatini yang memiliki rasa keterikatan kerja yang rendah karena faktor tekanan stress. Salah satu stress yang timbul adalah tekanan dalam perjalanan yang dialami oleh komuter. Hal tersebut disebabkan oleh adanya hambatan yang dialami oleh komuter seperti kemacetan lalu lintas, rambu-rambu lalu lintas dan kualitas transportasi umum yang buruk. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan yang signifikan antara commuting stress dengan keterikatan kerja pada karyawan. Responden dalam penelitian ini berjumlah 142 orang yangmemiliki kriteria karyawan dan komuter yang tinggal di Bodetabek serta bekerja di Jakarta. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Alat ukur yang digunakan pada variabel commuting stress menggambarkan kondisi individu dan perjalanan menuju tempat kerja serta tempat tinggal yang dijelaskan oleh Tawiah, Annor & Arthur (2016) dengan α = 0.769. Sedangkan alat ukur yang digunakan untuk variabel keterikatan kerja adalah Utrech Work Engagement Scale (UWES) yang disusun oleh Schaufeli & Bakker (2003) dengan tujuan untuk mengukur keterikatan kerja pada seseorang berdasarkan dimensi Vigor, Dedication & Absorption dengan α = 0.902. Teknik analisa data menggunakan uji Korelasi dengan IBM SPSSStatistic versi 22 untuk basis pengoperasian Windows. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan koefisien korelasi sebesar 0,094 dan probability value sebesar 0,264 (p.sign < 0,01). Dengan itu, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antar kedua variabel tersebut.Kata Kunci: Commuting Stress, Keterikatan Kerja.
Amir, YA
BAP dan Nilai Mata Kuliah Penelitian Kualitatif (2 kelas)