Categories
Repository

Identification of Potentially Inappropriate Prescribing in Outpatient Geriatric using STOPP/START Criteria at X Hospital Jakarta

Identification of Potentially Inappropriate Prescribing in Outpatient
Geriatric using STOPP/START Criteria at X Hospital Jakarta

Chronic diseases and decreased physiological function in geriatric patients play a role in the increased
Potentially Inappropriate Prescribing (PIP) and Adverse Drug Reactions (ADR). STOPP/START Criteria
(Screening Tool of Older Person’s Prescriptions/Screening Tool to Alert to Right Treatment) is one of the
screening tools to identify Potentially Inappropriate Prescribing. The purpose of this study was to find out
how much Potentially Inappropriate Medicines (PIM) potential and Potency Prescribing Omissions (PPO) at
X hospital using STOPP START toolkit. This was a non-experimental descriptive study. Samples were
collected retrospective in January-March 2017. STOPP/START criteria were used as a screening tool to
identify Potentially Inappropriate Medication (PIM) and Potential Prescribing Omissions (PPO). In 91
samples of outpatient geriatric at X hospital, the potential for PIM according to the STOPP Criteria was
1.9% of a total of 560 drugs with criteria were for the administration of benzodiazepines in patients with a
history of falls, anticholinergics and antipsychotics in dementia patients, glimepiride administration in
geriatric patients with DM type 2. For the potential of negligence in drug administration according to the
START Criteria, there was 3.8% with the most occurrence being the administration of acetylcholinesterase
inhibitors in dementia patients. Of the 560 medications administered to outpatient geriatric patients, 1.9%
were included in the STOPP criteria and 3.8% included in the START criteria.

Download Disini !

http://repository.uhamka.ac.id/762/1/MICH-PhD_2018_20.pdf

Categories
Repository

EDUKASI PADA PENGAWAS MINUM OBAT DAN PASIEN DIABET MILLITUS TIPE 2 UNTUK MENINGKATKAN KEPATUHAN MINUM OBAT

EDUKASI PADA PENGAWAS MINUM OBAT DAN PASIEN DIABET MILLITUS TIPE 2 UNTUK MENINGKATKAN KEPATUHAN MINUM OBAT

Permasalahan utama pasien DM adalah kepatuhan dalam minum obat mengingat DM merupakan penyakit kronis yang membutuhkan terapi jangka panjang. Ketidakpatuhan dalam manajemen terapi DM dapat meningkatkan biaya pengobatan dan perawatan. Penelitian bertujuan untuk mengukur efektivitas model edukasi pada PMO (Pengawas Minum Obat) dan pasien DM tipe 2 dalam meningkatkan kepatuhan minum obat pada pasien DM tipe 2 di RSI (Rumah Sakit Islam) Pondok Kopi. Metode penelitian yang dipakai adalah penelitian eksperimental dengan rancangan quasi experimental – pre-test/post-test study design yang dilakukan secara prospektif. Intervensi yang diberikan adalah edukasi berupa ceramah dan pembagian booklet yang diberikan sebanyak 3 kali selama 2 bulan periode penelitian. Uji statistik yang digunakan adalah paired-sample t test dengan CI 95% untuk melihat perbedaan kadar HbA1c sebelum dan setelah pemberian intervensi. Perbandingan kepatuhan pasien berdasarkan skor kuesioner MMAS-8 dilakukan dengan uji Wilcoxon. Nilai HbA1C pasien sebelum intervensi rata-rata 7,2 dan setelah edukasi nilai HbA1c rata-rata sebesar 5,5 (P<0,05). Skor MMAS-8 pada awalnya rata-rata 4,4 menjadi rata-rata 2,4 setelah diberikan intervensi berupa edukasi (P<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah model edukasi pada PMO dan pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi efektif untuk meningkatkan kepatuhan pasien dengan menurukan nilai HbA1c dan skor MMAS-8.

Download Disini !

http://repository.uhamka.ac.id/761/1/2-2-1-SM.pdf

Categories
Repository

Faktor Risiko Umur Lansia terhadap Kejadian Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki pada Pasien Hipertensi, Diabetes, Dislipidemia di Tiga Puskesmas di Kota Depok

Faktor Risiko Umur Lansia terhadap Kejadian Reaksi Obat
yang Tidak Dikehendaki pada Pasien Hipertensi, Diabetes, Dislipidemia di Tiga Puskesmas di Kota Depok

Pengobatan pada pasien lansia sangat kompleks karena biasanya bersifat multipatologi sehingga menyebabkan peningkatan jumlah obat yang digunakan untuk kondisi klinis yang berbeda-beda. Penyakit hipertensi, diabetes dan/atau dislipidemia menyebabkan pengobatan yang berpotensi menimbulkan reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD) karena umumnya pengobatan pada pasien hipertensi, diabetes dan/atau dislipidemia bersifat jangka panjang dengan menggunakan beberapa jenis obat. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh umur lansia terhadap kejadian reaksi obat yang tidak dikehendaki pada pasien hipertensi, diabetes dan/atau dislipidemia di Puskesmas Pancoran Mas, Puskesmas Tanah Baru, dan Puskesmas Beji di kota Depok. Penelitian menggunakan rancangan kohort prospektif. Subjek penelitian terdiri dari 62 pasien lansia sebagai kelompok kohort dan 62 pasien non lansia sebagai kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan selama Januari-Juni 2014. Subjek dipantau keadaannya setiap minggu selama satu bulan. Manifestasi klinik ROTD merupakan hasil evaluasi terhadap keluhan-keluhan yang dialami pasien yang dievaluasi menggunakan skala Naranjo. Manifestasi klinik ROTD yang didapat pada kedua kelompok dianalisis menggunakan uji kai-kuadrat dan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 30,6% pasien mengalami kejadian ROTD dengan frekuensi kejadian 39 kali, persentase terbesar adalah batuk kering karena pengobatan dengan kaptopril (56,3%). Faktor risiko terjadinya ROTD pada umur lansia 3,577 kali lebih besar dibanding non-lansia.

Download Disini !

http://repository.uhamka.ac.id/760/1/5470-10135-2-PB.pdf

Categories
Repository

PROFIL BERAT MOLEKUL ENZIM PROTEASE BUAH NANAS (Ananas comosus L.Merr) DAN PEPAYA (Carica papaya L.) MENGGUNAKAN METODE SDS-PAGE

PROFIL BERAT MOLEKUL ENZIM PROTEASE BUAH NANAS (Ananas comosus L.Merr) DAN PEPAYA (Carica papaya L.) MENGGUNAKAN METODE SDS-PAGE

Kelompok enzim protease yaitu papain dan bromelin mampu menguraikan struktur molekul protein menjadi asam amino sangat bermanfaat dalam berbagai macam bidang terutama industri makanan dan farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil berat molekul enzim bromelin dari kulit buah nanas (Ananas comosus L. Merr) dan papain (Carica papaya L.) dari getah pepaya yang berbeda varietas dengan menggunakan metode SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Poly Acrylamide Gel Electrophoresis). Presipitasi dilakukan dengan penambahan amonium sulfat ((NH4)2SO4)) 60 % dan dialisis enzim menggunakan tabung selofan dengan ukuran pori 12.000 Dalton. Selanjutnya, berat molekul larutan enzim hasil dialisis ditentukan dengan metode SDS-PAGE. Hasil analisis berat molekul enzim bromelin varietas Bogor dan Subang tidak berbeda yaitu berkisar 30,654 kDa, begitu juga dengan enzim papain varietas California dan Sukma tidak berbeda yaitu berkisar 23,485 kDa. Dapat disimpulkan varietas buah yang berbeda pada nanas dan pepaya tidak berpengaruh terhadap berat molekul enzim bromelin dan papain.

Download Disini !

http://repository.uhamka.ac.id/759/1/2540-15196-4-PB.pdf

Categories
Repository

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAN EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SIRIH MERAH (Piper cf. fragile. Benth ) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA TERBUKA PADA TIKUS

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAN EKSTRAK ETIL ASETAT
DAUN SIRIH MERAH (Piper cf. fragile. Benth ) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA TERBUKA PADA TIKUS

Luka terbuka adalah luka yang melibatkan robekan pada kulit atau membran mukosa. Apabila terjadi luka dan diabaikan, maka dapat terjadi infeksi. Tanaman obat yang telah diteliti dan dimanfaatkan untuk penyembuhan luka terbuka salah satunya adalah daun sirih merah (Piper cf. fragile, Benth). Penelitian ini akan mengkaji pengaruh ekstrak etanol dan etil asetat daun sirih merah dalam proses penyembuhan luka pada tikus. Hewan coba dibagi menjadi 8 kelompok yaitu kelompok positif (povidon iodine 10%), negatif, 3 kelompok perlakuan ekstrak etanol daun sirih merah masing-masing dengan konsentrasi 15%, 20% dan 25% serta 3 kelompok perlakuan ekstrak etil asetat konsentrasi 15%, 20% dan 25%. Luka terbuka dibuat dengan menggunakan metode Morton yang telah dimodifikasi yaitu tikus dicukur bulunya di daerah punggung bagian atas kemudian dibius dengan ketamine pada saat akan dibuat luka berbentuk lingkaran dengan diameter 2 cm. Pemberian ekstrak etanol dan etil asetat daun sirih merah diberikan sekali sehari dengan cara menggunakan syringe sebanyak 0,5 mL/200 g BB tikus. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kelompok ekstrak etanol lebih baik dibandingkan dengan kelompok ekstrak etil asetat dalam menyembuhkan luka terbuka pada tikus.

Download Disini !

http://repository.uhamka.ac.id/758/1/9825-23941-3-PB.pdf

Categories
Repository

ANALISIS PENAMBATAN MOLEKUL SENYAWA FLAVONOID BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) PADA RESEPTOR α-GLUKOSIDASE SEBAGAI ANTIDIABETES

ANALISIS PENAMBATAN MOLEKUL SENYAWA FLAVONOID BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.)
PADA RESEPTOR α-GLUKOSIDASE SEBAGAI ANTIDIABETES

Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) merupakan buah yang banyak mengandung flavonoid yang dapat digunakan sebagai obat antidiabetes. Senyawa flavonoid yang berkhasiat antidiabetes pada buah mahkota dewa belum diketahui jenisnya sehingga perlu diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk melihat interaksi senyawa flavonoid buah mahkota dewa terhadap enzim α-glukosidase melalui nilai energi bebas (binding affinity/ΔG˚) dan untuk mendapatkan jenis flavonoid yang sesungguhnya dari buah mahota dewa sebagai tahap pencarian kandidat obat antidiabetes yang baru. Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan mencari struktur dari enzim α-glukosidase di RCSB kemudian dilakukan proses penambatan molekul, diamati visualisasinya melalui Pymol dan penentuan pocket cavity. Hasil penambatan molekul terhadap 10 senyawa flavonoid menunjukkan senyawa yang memiliki energi bebas terendah adalah fevicordin A dengan nilai -10,8 kcal/mol, sementara itu hasil visualisasi dari fevicordin A terdapat 5 residu asam amino yaitu; Leu 286, Phe 535, Ile 523, Ser 521, Arg 520.

Download Disini !

http://repository.uhamka.ac.id/757/1/%28222-227%29V8N10CT.pdf

Categories
Repository

Penyuluhan Tentang Penyakit Diabetes Melitus dan Senam Diabetes Melitus Pada Ibu-ibu Lansia di Jatibening Bekasi

Penyuluhan Tentang Penyakit Diabetes Melitus dan Senam Diabetes
Melitus Pada Ibu-ibu Lansia di Jatibening Bekasi

Jumlah penderita Diebetes Melitus (DM) hingga saat ini masih didominasi usia lansia. Usia lansia diketahui
banyak mengalami kemunduran aktivitas fisiologis tubuh. Beberapa masalah yang kerap muncul pada usia
lanjut, yang disebut sebagai a series of I’s mulai dari immobility (imobilisasi), instability (instabilitas dan
jatuh), incontinence (inkontinensia), intellectual impairment (gangguan intelektual), infection (infeksi),
impairment of vision and hearing (gangguan penglihatan dan pendengaran), isolation (depresi), inanition
(malnutrisi), insomnia (ganguan tidur), hingga immune deficiency (menurunnya kekebalan tubuh) Hal inilah
yang menjadi perhatian kami pada ibu-ibu kelompok lansia komplek Depkes I Jatibening Bekasi. Komplek
perumahan ini dihuni oleh lebih dari 70% usia lansia. Target yang ingin dicapai adalah meningkatnya
pemahaman dan pengetahuan terkait penyakit diabetes mellitus. Selain itu juga membangun kesadaran untuk
pola hidup yang lebih baik dengan kegiatan promotif berupa senam diabetes melitus yang bisa dilakukan oleh
para ibu-ibu lansia di rumah. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan cara yang
sederhana yakni dengan metode ceramah (pemberian materi), pemutaran video dan praktek/simulasi senam
diabetes melitus. Peningkatan pemahaman perserta dipantau melalui pre-post-test menggunakan kuesioner.
Kegiatan ini memberikan kesan yang positif dan bermanfaat bagi para peserta penyuluhan. Ibu-ibu peserta
sangat antusias saat diskusi materi. Hasil pre-post-test menunjukkan bahwa pemahaman peserta baik tentang
penyakit DM. Peserta juga akhirnya memahami salah satu olahraga sederhana berupa senam kaki diabetes
melitus.

Download Disini !

http://repository.uhamka.ac.id/756/1/1663-217-4072-3-10-20181029.pdf

Categories
Repository

Aktivitas Afrodisiaka Fraksi dari Ekstrak Etanol 70% Daun Katuk (Sauropus androgynus (L). Merr) Pada Tikus Putih Jantan

Aktivitas Afrodisiaka Fraksi dari Ekstrak Etanol 70% Daun Katuk
(Sauropus androgynus (L). Merr) Pada Tikus Putih Jantan

Penurunan libido digambarkan dengan ketidaktertarikan dalam melakukan aktivitas seksual yang
disebabkan karena disfungsi ereksi, impoten dan infertilitas. Penurunan libido dapat diatasi dengan
obat-obatan yang dapat meningkatkan gairah seksual (afrodisiaka). Daun katuk (Sauropus androgynus
(L). Merr) telah lama digunakan sebagai tanaman obat. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui fraksi dari ekstrak etanol daun katuk yang berpengaruh dalam meningkatkan libido
dengan parameter climbing, introduction, dan peningkatan bobot testis dan vesikula seminalis tikus
putih jantan. Tikus jantan galur Sprague-Dawley sebagai model hewan coba dibagi menjadi 5
(lima) kelompok yaitu kelompok kontrol normal, kelompok kontrol positif (X-gra®), kelompok
fraksi n-heksana, fraksi etil asetat dan fraksi air dimana tiap kelompok fraksi diberi dosis 11,85
mg/kgBB. Perhitungan jumlah climbing dan introduction dilakukan pada hari ke-0, 1, 3 dan 5.
Data yang didapat diuji secara statistik dengan uji one-way ANOVA yang dilanjutkan dengan uji
Tukey. Parameter peningkatan bobot testis dan vesikula seminalis tikus putih jantan diamati pada
hari ke-15. Sebelumnya, tikus dianestesi dengan ketamin, kemudian dilakukan pembedahan. Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan, diperoleh bahwa fraksi n-heksana dengan dosis 11,85
mg/KgBB dapat meningkatkan libido dengan rata-rata jumlah climbing 16,5 kali dan rata-rata
jumlah introduction 27,75 kali. Fraksi tersebut juga mampu meningkatkan bobot testis dan bobot
vesikula yang sebanding kontrol positif yaitu X-gra® dengan dosis 51,37 mg/kgBB pada tikus
putih jantan galur Sprague-Dawley. Senyawa yang terkandung di dalam fraksi n-heksana adalah
terpenoid dan steroid.

Download Disini !

http://repository.uhamka.ac.id/755/1/4100-3630-1-PB%20%281%29.pdf

Categories
Repository

A Child Language Acquisition in Indonesian and English Language: A Longitudinal Case Study

A Child Language Acquisition in Indonesian and
English Language: A Longitudinal Case Study

Fitriani, Somariah

Learning a dual language at the same time during early childhood has caused
the wrong perception. Its false perception makes the parents delay the start of
learning a second /foreign language. Therefore, this study aims at analyzing
the first and second language acquisition of a child in the Indonesian
Language and English. The issues concentrated on the spoken utterances in
Indonesian and English and its affecting factors. The research adopted a
qualitative approach by using a case study, as the unit analysis is a child of 3
years old. For data collection, I employed the naturalistic approach, which I
kept daily notes on the progress of a child’s linguistic and recorded the
dialogues. Since it is a longitudinal study, the research was conducted for two
years, from 2014 to 2015. The research has revealed that utterances spoken
have primarily increased and the child has already understood the commands
by following the instructions. Some concepts such as feeling, taste, color, and
numbers as well as short phrases and simple words in Indonesian and English
at the same time can be understood and uttered. She also can change the
affirmative sentence to question in term of objects she sees in her surroundings.
Factors such as linguistic input, imitation, environment, exposure, and
language acquisition device can all affect the child’s utterance. Thus, it
indicates that two languages can be taught at the same time at an early age,
and it doesn’t cause misunderstanding or confusion.

Download Disini !

http://repository.uhamka.ac.id/754/1/2433-7073-1-PB.pdf

Categories
Repository

CYTOTOXICITY OF JUSTICIA GENDARUSSA BURM F. LEAF EXTRACTS ON MOLT-4 CELL

CYTOTOXICITY OF JUSTICIA GENDARUSSA BURM F. LEAF
EXTRACTS ON MOLT-4 CELL

Justicia gendarussa Burm f. (Acanthaceae) is known for its activity as a male contraceptive and anti-HIV properties. The present
study was designed to evaluate extracts of J. gendarussa for cytotoxicity activity against MOLT-4 cells. The cytotoxic activity of the
fractionated-extract and 70% ethanol extracts of J. gendarussa leaves on MOLT-4 cells were evaluated using a WST-1 assay. The
treatment cells, control cells without treatment and control media were also tested in duplicate. The absorbance was measured at a
wavelength of 450 nm using a microplate absorbance reader (Bio-Rad). The average absorbance measures formazan produced by
viable cells that metabolize the WST-1 reagent. Then the data was analyzed with regression analysis Microsoft Excel 2007 program to
determine the concentration with 50% cell viability (50% Cytotoxicity Concentration, CC50). The CC50 values of the fractionated-extract
and 70% ethanol extract of J. gendarussa leaves were 94 μg/ml and 78 μg/ml, respectively. The cytotoxicity of fractionated-extract and
70% ethanol extract of J. gendarussa leaves were not significantly different (p > 0.05). It can be concluded that the fractionated-extract
and 70% ethanol extract of J. gendarussa leaves are not toxic to MOLT-4 cells.

Download Disini !

http://repository.uhamka.ac.id/753/1/CYTOTOXICITY_OF_JUSTICIA_GENDARUSSA_BURM_F_LEAF_EX.pdf